Sabtu, 29 September 2012

Hama dan Penyakit Anggrek

Jenis Hama dan  Penyakit Tanaman Anggrek - Budidaya Petani. Jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman bunga anggrek tergolong banyak. Berikut hama dan penyakit pada yang menyerang pada berbagai jenis anggrek dan beberapa tips untuk menangulanginya
A.Hama
1.Tungau/kutu perisai
  • Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan berupa bercak hitam & merusak daun.
  • Pengendalian: digosok dgn kapas & air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dgn dosis 2 cc/liter.
2.Belelang
  • Gejala: pinggiran daun rusak dgn luka bergerigi tak beraturan. Utk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
  • Pengendalian: segera semprotkan insektisida yg bersifat racun kontak/yg sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
3.Semut
  • Gejala: merusak akar & tunas muda yg disebabkan oleh cendawan.
  • Pengendalian: pot direndam dalam air & ciptakan lingkungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
4.Trips
  • Gejala: menempel pada buku-buku batang & daun muda; menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun & merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik.
  • Pengendalian: secara periodik & teratur pot anggrek disemprot insektisida.
5.Keong
  • Gejala: menyerang lembaran daun anggrek.
  • Pengendalian: dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dgn bubuk prusi.
6.Kutu babi
  • Gejala: kerusakan yg ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak menyerang tunas daun.
  • Pengendalian: perendaman dpt mengusir kutu babi dari pot anggrek.
7.Kumbang
  • Gejala: yg terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang & tidak nampak dari luar; Larvanya yg menetas dari telur merusak daun anggrek.
  • Pengendalian: menyemprotkan tanaman yg diserang dgn menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong & telur kumbang dgn jalan memindahkannya ke pot baru & media tanam yg baru pula.
8.Red Spinder
  • Gejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning & lama kelamaan daun mati.
  • Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dgn menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dgn alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dgn bahan aktif diazinon, dicofol.
9.Ulat daun
  • Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yg sedang mekar.
  • Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dpt dibunuh dgn tangan; bila banyak dpt menggunakan insektisida sistemik; tanaman yg telah diserang sebaiknya dipisahkan dgn tanaman yg masih sehat.
10.Kutu tudung
  • Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat & mati.
  • Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang & trips.
11.Kepik
  • Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yg diserang lama kelamaan akan gundul & tidak berhijau daun lagi.
  • Pengendalian: semprotkan insektisida yg sama seperti utk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang & trips.
B.Penyakit
1.Penyakit buluk :
  • Sering terdpt di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril.
  • Gejala: biji anggrek tidak mampu berkecambah & persemaian dalam botol akan gagal; kecambah yg telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu.
  • Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dgn steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari botol & dicuci dgn fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.
2.Penyakit bercak coklat
  • Kecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yg sakit pada daun sehat dpt menularkan penyakit ini.
  • Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari dpt meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak & mati. Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan & cepat menular.
  • Pengendalian: sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yg parah, tidak ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
3.Penyakit rebah kecambah :
  • Mrp penyakit anggrek selama masih dalam persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat air.
  • Gejala: semula berupa bercak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk & mati.
  • Pengendalian: bibit yg sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot & kumpulan kecambah dikeringkan & disemprot dgn fungisida.
4.Penyakit bercak hitam
  • Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar & alat yg tidak sterill
  • Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yg terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas & ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil & mengakibatkan kematian.
  • Pengendalian: bagian yg terserang dipotong & dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
5.Penyakit busuk akar
  • Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.
  • Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma & umbi batang, daun & umbi batang menguning, berkeriput, tipis & bengkok, tanaman kerdil & tidak sehat.
  • Pengendalian: semua bagian tanaman yg sakit dipotong & dibuang; bekasnya disemprot dgn fungisida (Benlate).
6.Penyakit layu
  • Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium.
  • Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma terdpt garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat.
  • Pengendalian: bagian yg terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yg masih segar & bersih. Usahakan terdpt aliran udara yg lancar di sekitar tanaman.
7.Penyakit busuk
  • Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi.
  • Gejala: terdpt bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yg terkena penyakit.
  • Pengendalian: bagian tanaman yg sakit dipotong & dibuang. Media tanaman & seluruh pot didesinfektan dgn larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
8.Penyakit bercak coklat
  • Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman.
  • Pengendalian: membuang semua bagian yg sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
9.Penyakit bercak bercincin
  • Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum).
  • Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.
  • Pengendalian: hanya dgn pencegahan yakni membuang bagian tanaman yg sakit serta menstrerilkan semua alat potong.
10.Penyakit busuk lunak
  • Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora.
  • Gejala: daun & akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma & umbi batang, penyebarannya agak lambat.
  • Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian yg sakit dipotong & dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dgn formalin 4 %.
11.Penyakit Cymbidium
  • Penyebab: virus Mozaic Cymbidium.
  • Gejala: semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus pada Cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah daun yg dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yg mati.
  • Pengendalian: hanya bersifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yg sakit, serta mensterilkan segala alat yg dipakai.
12.Penyakit busuk hitam
  • Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora.
  • Gejala: muncul warna kehitaman
  • pada pangkal daun, lalu melunak & busuk, akhirnya daun mati.
  • Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Utk yg berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air

Budidaya Bunga Anggrek

Budidaya Anggrek - Budidaya Petani. Bunga Anggrek merupakan jenis tanaman hias yang bunganya indah, sehingga banyak orang yang mencoba budidaya anggrek secara luas di masyarakat. Mungkin alasan lain orang melakukan budidaya anggrek karena mempunyai nilai ekonomis.
Untuk jenis anggrek bermacam jenisnya ada yang namanya Vanda tricolor yang banyak di daerah Jawa Barat dan Kaliurang, ada yang namanya Vanda hookeriana yang banyak dijumpai di daerah Sumatera. Untuk lebih lengkapnya mengenai Jenis Anggrek ada di link berikut >>Jenis-Jenis Bunga Anggrek
Manfaat Anggrek adalah untuk tanaman hias, selain itu juga dapat digunakan untuk kesehatan misalnya untuk diare. Untuk mengetahui Khasiat dan Manfaat Tanaman Anggrek Untuk Kesehatan dapat dilihat melalui link berikut ini >>Manfaat Tanaman Anggrek Bagi Kesehatan
Bunga anggrek perlu tumbuh secara baik dan optimal sehingga diperlukan suatu syarat untuk tumbuh tanaman anggrek misalnya memperhatikan iklimnya, media tanam anggrek dan ketinggian tempatnya yang cocok. Hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan iklim misalnya suhu yang diperlukan, yang berkaitan dengan media tanam dapat dengan 3 jenis media tanam sedangkan ketinggian tempat yang cocok yaitu dengan memperhatikan apakah termasuk anggrek dingin atau anggrek panas. Tetapi untuk lebih lanjutnya tentang syarat tumbuh tanaman anggrek dapat di lihat di >>Syarat Tumbuh Anggrek
Selain syarat tumbuh di atas tanaman anggrek tentunya harus mengetahui bibitnya yang bagus spt apa, cara penyemaiannya bibitnya bagai mana, cara memindahkannya,dll. Untuk menghemat tempat di halaman ini saya buatkan di halaman lain yang berkaitan dengan hal tsb. Link halaman tsb adl >> Pedoman Budidaya Anggrek
 
Bunga Anggrek seperti halnya dengan tanaman lainnya akan diserang yang namanya hama atau penyakit. Untuk tahu lebih lanjut tentang hama dan penyakit anggrek dapat melelui link ini >>Jenis Hama Penyakit Tanaman Anggrek
Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yg dihasilkan kira-kira 2 tangkai dgn jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai. Utk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dgn menggunakan alat potong yg bersih. Bibit anggrek yg sudah dewasa & sesudah 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dgn jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.
Bunga dipilih yg bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dgn kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dgn maksud utk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yg bagus tidak turun harganya. 
Penyimpanan bertujuan utk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada saat:
  1. Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
  2. Bunga yg telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
  3. Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dgn tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dgn cara penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38–43 derajat C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara lain:
  • Larutan seven up dgn kadar 30 %.
  • 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) & 1 gram asam sitrat per 10 liter.
  • 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat & 1 gram asam sitrat per 10 liter.
  • Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan utk bunga yg dikirim jauh adalah dgn merendam tangkainya dalam larutan gula dgn kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik & kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dgn menggunakan es kering atau isimpan pada ruangan dgn kondisi udara antara 0–5 derajat C.
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan & pengawetan bunga dendrobium potong dipak melalui cara:
  • Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dgn menggunakan kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai.
  • Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm & lebar 4 cm.
  • Pembungkus bunga & pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dgn karet gelang.
  • Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yg berlubang sampai cukup padat.
  • Kotak karton ditutup rapat dgn menggunakan carton tape. 
Baca Juga artikel lainnya tentang Budidaya Buah Belimbing melalui link di bawah ini: 
Budidaya Belimbing

Pedoman Budidaya Tanaman Anggrek

Pedoman Budidaya Tanaman Anggrek - Budidaya Petani. Hal-hal yang diperhatikan dalan membudidayakan tanaman anggrek antara lain
Pembibitan Anggrek
1.Persyaratan Bibit : 
  • Bibit anggrek yg baik, sehat & unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat & indah.
2.Penyebaran Biji : Bibit anggrek berasal dari biji yg disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:
  • Peralatan yg digunakan utk penyebaran biji harus bersih.
  • Mensterilkan biji : Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dgn 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol & digojog 10 menit. (biji anggrek yg semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang & diganti dgn aquades, digojog berulang kali (2–3 kali).
  • Penyebaran biji anggrek : Botol-botol yg telah disterilkan dpt digunakan utk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus utk menghilangkan kuman. Utk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yg dibersihkan dulu dgn cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yg telah terbuka kemudian diisi biji anggrek & diratakan keseluruh permukaan alas makanan yg telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.
Teknik Penyemaian Benih :
  • Memeriksaan dgn mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yg kosong berwarna putih & yg isi kuning coklat/warna lain.
  • Mempersiapkan botol yg bermulut lebar bersih & tidak berwarna agar dpt meneruskan cahaya matahari yg dibutuhkan & mudah dilihat.
  • Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali utk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yg dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.
  • Mempersiapkan lemari kaca yg bersih dari bakteri/jamur dgn kain yg sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dgn kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
  • Pembuatan sterilsasi alas makanan & utk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:C a(NO3)2H2O : 1,00 gram ; KH2PO4 : 0,25 gram; MgSO47H2O : 0,25 gram; (NH4)2SO4 : 0,25 gram; Saccharose : 20 gram; FeSO4 4H2O : 0,25 gram ; MnSO4 : 0,0075 gram ; Agar-agar : 15–17,5 gram ; Aquadest : 1000 cc
Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dgn cara dipanaskan dalam Autoclaf yg sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dgn dandang kemudian diletakan pada tempat bersih, dgn posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) & didiamkan selama 5–7 jam utk mengetahui sterilisasi yg sempurna.
Pemindahan Bibit : Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dpt dipindahkan kedalam pot penyemaian yg berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yg berlubang. Siapkan pecahan genting, & akar pakis warna coklat, di potong dgn panjang 5–30 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci bersih & biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yg berupa: Urea atau ZA : 0,50 mg ; DS, TS atau ES : 0,25 mg ; Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg ; Air : 1000 cc
  • Alaternatif lain sebagai alas makanan, dpt juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dpt juga digunakan pupuk kandang yg telah dicampur pakis dgn perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain itu dpt digunakan kulit Pinus yg di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yg telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Utk isian pot ini dpt juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yg dipotong-potong sebesar ibu jari. Pot yg disiapkan diisi dgn pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan). Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dgn mengeluarkan tanaman di botol dgn memasukkan air bersih ke dalam botol. Dgn kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dgn air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dgn rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin yg telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
Pemindahan dari Pot Penyemaian : Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yg berdiamater 4–6 cm, yg berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yg telah direndam dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.
Pengolahan Media Tanam
Media tanam utk tanaman anggrek tanah dibedakan:
  • Tanaman dalam pot (dgn diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah & akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yg telah dicampur sesuai dgn komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
  • Media tanam dalam tanah dgn sistim bak-bak tanam. Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm & tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah utk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m & jarak antara pembantas dgn yg lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yg ditancapkan ke dalam tanah dgn ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dgn yg lain dihubungkan dgn kayu sehingga keempat tiang tersebut mrp suatu rangkaian.
Teknik Penanaman Anggrek
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dgn sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:
  • Anggrek Ephytis adalah anggrek yg menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yg ditumpangi atau ditempelin. Alat yg dipakai utk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yg fungsinya utk mencari makanan adalah akar udara.
  • Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yg menempel pada pohon/tanaman lain yg tidak merusak yg ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu utk mencari makanan utk berkembang.
  • Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
Pemeliharaan Tanaman
  • Penjarangan & Penyulaman : Penjarangan & penyulaman dilakukan pada tempat yg disesuaikan dgn jenis anggrek, yg sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
  • Penyiangan : Utk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yg sudah disediakan sesuai jenis anggrek.
  • Pemupukan : Unsur makro yaitu unsur yg diperlukan dalam jumlah besar yg meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Utk unsur mikro yaitu unsur yg dibutuhkan dalam jumlah yg sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro & unsur mikro dpt diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air & garam-garam yg terlarut di dalamnya. Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
1.Pemupukan utk bibit (seedlings) dgn N, P, K. Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan utk pembentukan pertumbuhan & perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, utk P dipakai pupuk ES; DS; TS, & K dari Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yg mengandung N, P, K: Urea : 0,6 gram utk 1 liter air; ES : 0,3 gram utk 1 liter air; ZK : 0,1 gram utk 1 liter air

2.Pemupukan utk ukuran sedang (mid-size) dgn N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yg sama banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dpt dususun sendiri pupuk yg mengandung N, P, K dgn cara misalnya : Urea : 0,3 gram utk 1 liter air; DS : 0,3 gram utk 1 liter air;  K2SO4 : 0,3 gram utk 1 liter air
3.Pemupukan utk ukuran berbunga (flowerings-size) : Tanaman yg sudah berbunga dipupuk dgn perbandingan N:P:K= 1:6:1. 
Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
1.Dalam bentuk padat/powder yg dilakukan dgn menaburkan secara hati-hati, jangan tersangkut pada daun/batangnya yg menyebabkan daun/batang tadi dpt terbakar.
2.Disiramkan, yg mana anggrek dpt menyerap air & garam-garam yg terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
3.Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.Pupuk kandang yg sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam & lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam unsur yg dibutuhkan oleh tanaman juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri yg mengandung jamur. Utk itu dianjurkan disangan lebih dahulu utk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
4.Pengairan & Penyiraman : Sumber air utk penyiraman tanaman anggrek dpt berasal dari: 
a).Air Ledeng, baik utk menyiram karena jernih & steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dgn menambah suatu asam misalnya HCl. PH yg baik sekitar 5,6-6. 
b).Air sumur, baik utk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yg sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
c).Air hujan, yg ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik utk menyiraman.
d).Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yg bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup baik. 
Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air utk menyiram. 
Adapun macam isian pot & sifat diuraikan sebagai berkut:
  • Pecahan genting/pecahan batu merah, yg mana mudah menguapkan air & sifat anggrek yg tidak begitu senang dgn air sehingga tidak mudah utk lumutan. Utk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak & utk siraman lebih sedikit.
  • 2.Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik utk digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.
  • Remukan akar pakis yg hitam, keras & baru tidak mudah utk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yg coklat & lunak lebih mudah menyerap & menahan air.
  • Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali utk penyerapan air, mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil & jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak. Bagi tanaman yg sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan & 1-3 hari sekali pada musim hujan.
  • Waktu Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dgn jangka waktu tertentu (utk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida & dosis yg digunakan utk hama antara lain: Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air utk ulat pemakan daun ; Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air utk ulat pemakan daun;.Malathion dosis 3 gram/liter air utk ulat, kumbang, kutu; Kelthane dosis 2 gram/liter air, utk kutu.; Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, utk keong & bekicot air; Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, utk keong & bekicot air. Utk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
1.Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dgn mencampur antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.
2.Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dgn 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam larutan tersebut selama beberapa waktu & diulang satu minggu sekali.

Khasiat/ Manfaat Anggrek

Khasiat/ Manfaat Tanaman Anggrek – Budidaya Petani. Beberapa Khasiat & Manfaat Tanaman Bunga Anggrek bagi Kesehatan , umbi Anggrek yg mengandung sekitar 50% resin & gel & bahan-bahan protein & pati sekitar 30%, dekstrin 0,13 juga mengandung ptozenat, sukrosa, kalsium & logam gaffes serta minyak atsiri, 48% bahan cairan akan diceritakan di bawah ini.

Beberapa Khasiat umbi Anggrek :
  • Untuk menghentikan pendarahan rahim, ada pun cara untuk tujuan ini, yaitu dgn mengambil satu sendok teh umbi Anggrek bubuk, kemudian dicampurkan dgn segelas air dingin diletakkan di atas api, aduk hingga merata kemudian tambahkan gula, stelah mendidih atau terlihat meletup-letup angkat dr api dinginkan & minum, maka perlahan perdarahan akan berhenti
  • Untuk menghentikan pendarahan internal di dlm perut (tukak lambung)
  • Di Mesir minumaan tepung putih yg mrp hasil pati dr umbi Anggrek ini, dibuat menjadi minuman dikenal sbg Anggrek Herbal ternyata bermanfaat untuk penyembuhan penyakit musim dingin
  • Sbg tonik
  • Seperti halnya khasiat adas , anggrek digunakan sbg Anti-diare, terutama pada anak-anak
  • Mengobati disetri
  • Di Inggris, Anggrek digunakan sbg obat tuberkulosis & membantu mempercepat pemulihan & vesiculation paru
  • Bergizi & sbg penyegar
  • Obat untuk sakit maag & TBC usus
  • Sari pati Anggrek yg diberi gula, susu & madu sbg makanan untuk anak-anak atau susunya ditambahkan sari pati Anggrek maka dapat membantu pertumbuhan anak-anak dgn cepat, juga berkhasiat menjaga keselamatan gigi & menguatkan tulang serta meningkatkan kekebalan tubuh mereka terhadap penyakit menular
Cara meramunya adl: Umbi Anggrek yg ditumbuk & diambil sari patinya dgn cara menambahkan air & menyaringnya kemudian ditambahkan dgn susu & gula kemudian diberi air & dipanaskan di atas api sampai dia mengental minum 2-3 kali sehari. Dlm kasus perdarahan lambung-maag minum dr 1gelas dosis pertama

Syarat Tumbuh Tanaman Anggrek

Syarat Tumbuh Tanaman Anggrek - Budidaya Petani. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan pertumbuhan tanaman anggrek supaya dapat tumbuh dengan baik , antara lain:

Iklim

  • Angin tidak & curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek.
  • Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.
  • Suhu minimum utk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan utk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
  • Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
Media Tanam

Terdpt 3 jenis media utk tanaman anggrek, yaitu:
A. Media utk anggrek Ephytis & Semi Ephytis terdiri dari:

  • Serat Pakis yg telah digodok.
  • Kulit kayu yg dibuang getahnya.
  • Serabut kelapa yg telah direndam air selama 2 minggu.
  • Ijuk.
  • Potongan batang pohon enau.
  • Arang kayu .
  • Pecahan genting/batu bata.
  • Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman & akarnya. Utk anggrek Semi Epirit yg akarnya menempel pada media utk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.
B. Media utk anggrek Terrestria : Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis & lainnya.

C. Media utk anggrek semi Terrestria : Bahan utk media anggrek ini perlu pecahan genteng yg agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis & lainnya. Derajat keasaman air tanah yg dipakai adalah 5,2.

Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yg cocok bagi budidaya tanaman ini dpt dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

A. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) :
Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dgn daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:
  • Dendrobium phalaenopsis
  • Onchidium Papillo
  • Phaphilopedillum Bellatum
B. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) :
  • Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat Celcius & 15–21 derajat Celcius,pada malam hari, dgn ketinggian 150-1500 m dpl.

B. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) :
  • Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari & 9–15 derajat C pada malam hari, dgn ketinggian = 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.

Jenis-Jenis Anggrek

Jenis-Jenis Anggrek-Budidaya Petani. Jenis anggrek yg terdpt di Indonesia termasuk jenis yg indah antara lain: 
  • Vanda tricolor terdpt di Jawa Barat & di Kaliurang, 
  • Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, 
  • Anggrek Paphiopedilun praestans yg berasal dari Irian Jaya serta 
  • Anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yg berasal dari Jawa Tengah. 
  • Anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, 
  • Anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, 
  • Anggrek Apple Blossom
Tanaman anggrek berdasarkan sifat hidupnya dibedakan menjadi:
  • Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yg hidup di atas tanah.
  • Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yg menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yg ditumpangi. Alat yg dipakai utk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yg fungsinya utk mencari makanan adalah akar udara.
  • Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yg menempel pada pohon/tanaman lain yg tidak merusak yg ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu utk mencari makanan utk berkembang.

Rabu, 26 September 2012

Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Air

Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Air - Buka Mata. Agar Tanaman Buah Jambu Air dapat bagus maka perlu memperhatikan syarat tumbuhnya. Berikut Syarat Tumbuh Jambu Air

Iklim Yang Diperlukan Jambu Air
  • Angin sangat berperan dlm pembudidayaan jambu air. Angin berfungsi dlm membantu penyerbukan pd bunga.
  • Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah yg curah hujannya rendah/kering sekitar 500–3.000 mm/tahun & musim kemarau lebih dari 4 bulan. Dengan kondisi tersebut, maka jambu air akan memberikan kualitas buah yg baik dengan rasa lebih manis.
  • Cahaya matahari berpengaruh terhadap kualitas buah yg akan dihasilkan. Intensitas cahaya matahari yg ideal dlm pertumbuhan jambu air adalah 40–80 %.
  • Suhu yg cocok utk pertumbuhan tanaman jambu air adalah 18-28 derajat C.
  • Kelembaban udara antara 50-80 %.
Media Tanam Jambu Air
  • Tanah yg cocok bagi tanaman jambu air adalah tanah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik.
  • Derajat keasaman tanah yg cocok sbg media tanam jambu air adalah 5,5–7,5.
  • Kedalaman kandungan air yg ideal utk tempat budidaya jambu air adalah 0- 50 cm; 50-150 cm & 150-200 cm.
  • Tanaman jambu air sangat cocok tumbuh pd tanah datar.
Ketinggian Tempat untuk Menanam Jambu Air
  • Tanaman jambu air mempunyai daya adaptasi yg cukup besar di lingkungan tropis dari dataran rendah sampai tinggi yg mencapai 1.000 m dpl.[baca juga tentang. [baca juga artikel tentang Budidaya Tanaman Belimbing]
Demikian artikel tentang Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Air , semoga bermanfaat

 

Jenis-Jenis Jambu Air

Jenis-jenis Jambu Air - Buka Mata. Terdapat 2 jenis jambu air yg banyak ditanam. Ke dua jenis tersebut adalah Syzygium quaeum yaitu jambu air kecil & Syzygium samarangense yaitu jambu air besar. Varietas jambu air besar: jambu Semarang, Madura, Lilin (super manis), Apel & Cincalo (merah & hijau/putih) & Jenis-jenis jambu air lainnya adalah: Camplong (Bangkalan), Kancing, Mawar (jambu Keraton), Sukaluyu, Baron, Kaget, Rujak, Neem, Lonceng (super lebat), & Manalagi (tanpa biji). Sedangkan varietas yg paling komersil adalah Cincalo & Semarang, yg masing-masing terdiri dari 2 macam (merah & putih).
[baca juga artikel tentang Budidaya belimbing]

Budidaya Belimbing

Budidaya Belimbing - Budidaya Petani. Untuk lebih jelasnya tentang budidaya tanaman buah belimbing langsung saja yang diawali dengan sejarah belimbing. Belimbing merupakan tanaman buah berupa pohon yg berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yg beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pd umumnya belimbing ditanam dlm bentuk kultur pekarangan (home yard gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, buah belimbing dikenal dgn nama /sebutan “star fruits”, & jenis belimbing yg populer & digemari masyarakat adalah belimbing “Florida”.
    JENIS BELIMBING
    Dlm taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai berikut:
    1. Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
    2. Divisi : Spermatphyta (tumbuhan berbiji)
    3. Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
    4. Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
    5. Ordo : Oxalidales
    6. Famili : Oxalidaceae
    7. Genus : Averrhoa
    8. Spesies : Averrhoa carambola L. (belimbing manis); A.bilimbi L. (belimbing
      wuluh)
    Di Indonesia dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing, diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak kunir, Demak jingga, Pasar minggu, Wijaya, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, & varietas Malaysia. Tahun 1987 tlah dilepas dua varietas belimbing unggul nasional yaitu: varietas Kunir & Kapur.

    MANFAAT BELIMBING
    Manfaat utama tanaman belimbing sebagai makan buah segar maupun makanan buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain dpt menyerap gas-gas beracun buangan kendaraan bermotor, dll, menyaring debu, meredam getaran suara, & memelihara lingkungan dari pencemaran karena berbagai kegiatan manusia. Sebagai wahana pendidikan, penanaman belimbing di halaman rumah tidak terpisahkan dari program pemerintah dlm usaha gerakan menanam sejuta pohon. [baca juga tentang Manfaat Belimbing Manis]

    Utk syarat tumbuh tanaman belimbing dpt di baca di artikel yg lain yg berjudul SYARAT TUMBUH BELIMBING(kalau sempat monggo mampir)

    Pembibitan Belimbing
    1) Persyaratan Benih Belimbing
    • Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, & susuan). Pembiakan secara generatif dgn biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dgn induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan utk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yg kelak digunakan pd perbanyakan vegetatif.
    2) Penyiapan Benih
    Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dgn cara pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan & enten). Khusus pd perbanyakan vegetatif dgn cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yg berasal dari biji-pembiakan generatif. Tata cara penyiapan batang bawah utk penyiapan biji belimbing sebagai berikut:
    • Pilih buah belimbing yg sudah matang dipohon & keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.
    • Ambil (keluarkan) biji dari buah dgn cara membelahnya, kemudian tampung dlm suatu wadah.
    • Cuci biji belimbing dgn air bersih hingga bebas dari lendirnya.
    • Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh & kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 %.
    • Simpan biji belimbing dlm suatu wadah tertutup rapat & berwarna, atau langsung disemai di persemaian.
    3) Teknik Penyemaian Benih
        Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut:
    • Tentukan areal utk lahan persemaian di tempat yg strategis & tanahnya subur.
    • Olah tanahnya cukup dlm antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama ± 15 hari. 
    • Buat bedgn selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm & panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedgn sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.
    • Tambahkan pupuk kandang yg matang & halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedgn sambil dicampurkan dgn tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedgn dgn alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.
    • Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedgn setinggi 100-150 cm & di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.
    • Pasang atap persemaian dari dedaunan atau lembar plastik bening yg transparan, sehingga bedengan persemaian lengkap dgn atapnya siap disemai biji belimbing.
    Cara menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut:
    • Rendam biji belimbing dlm air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C) selama 30 menit atau lebih.
    • Kecambahkan biji belimbing dgn cara disimpan dlm gulungan kain basah di tempat yg lembab selama beberapa waktu.
    • Semai biji belimbing yg tlah berkecambah pd lahan pesemaian. Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pd jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dgn tanah tipis.
    • Biarkan kecambah tumbuh & berkembang menjadi bibit muda.
    4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
        Pemeliharaan bibit selama di pesemaian dilakukan dgn tahapan sebagai berikut :
    1. Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca.
    2. Pemupukan dgn pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yg dilarutkan dlm air dgn dosis 10 gram/10 liter utk disiramkan pd media pesemaian setiap 3 bulan sekali.
    Pengendalian hama atau penyakit dgn cara memotong bagian yg terserang parah, perbaikan drainase tanah & penyemprotan pestisida pd konsentrasi rendah antara 30–50 % dari yg dianjurkan.

    Pemindahan Bibit
    Pendederan bibit pd umur 6–8 bulan dari pesemaian ke dlm polibag atau keranjang atau lahan yg tlah diisi media campuran tanah dgn pupuk kandang.

    Pengolahan Media Tanam
    1) Persiapan
    • Luasan minimum yg diperlukan utk operasional pembibitan adalah 2.000 m 2 , yg dpt menampung bibit sebanyak 5.000-10.000 bibit. Sedangkan lahan utk pohon induk dpt disediakan tersendiri atau ditanam dlm lahan operasional. Syarat utama dlm pemilihan lahan adalah tersedianya air bagi tanaman, sebagai indikator alami ada atau tidaknya sumber air dpt digunakan pohon enau, karena umumnya pohon enau hidup di daerah yg banyak mengandung air. Ciri lain lahan yg mengandung air adalah daerah tersebut berada di suatu lembah bukit atau pegunungan. Lahan utk tanaman belimbing di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dgn kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah pemukaan tanah & memiliki pH 5,5–7,5. Tanah lahannya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi & drainasenya baik, serta waktu penanaman yg paling baik di daerah yg mempunyai iklim antara 7,5 bulan basah & 4,5 bulan kering.
    2) Pembukaan Lahan
    • Tentukan areal lahan yg strategis & subur, cara pengolahan lahan (pembajakan/pengarukan & pencangkulan) tanah lahan cukup dlm antara 30–40 cm hingga gembur, kemudian dikeringanginkan selama 15 hari. Tambahkan pd tanah lahan yg tlah diolah pupuk kandang yg matang & halus sebanyak 2 kg/m 2 kemudian rapikan bedgn sambil icampurkan dgn tanah atas secara merata, & dirapikan dgn alat bantu papan kayu atau bambu atau cangkal & selanjutnya lahan siap ditanami.
    3) Pembentukan Bedengan
    • Bedengan dibuat dgn ukuran lebar 100–120 cm, tinggi 30 cm & panjangnya tergantung keadaan lahan. Bedgn sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan. Pasang (tancapkan) tiang-tiang bambu di sisi Timur bedgn setinggi 100–150 cm, & di sisi Barat 75–100 cm, kemudian pasang pula palang-palang sambil diikat. Selanjutnya pasang atap dari dedaunan (jerami) atau plastik bening (transparan) sehingga bedgn siap digunakan.
    Teknik Penanaman
    1) Penentuan Pola Tanam
    • Penetuan jarak tanam & pola tanam biasanya relatif tergantung pd luas lahan yg ada. Pd umumnya, bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing dibuat sekitar 6 x 6 meter. Atau dpt pula digunakan dalan jarak tanam 5 x 5 m dgn pola tanam dlm bentuk kultur perkebunan secara permanen & dipelihara intensif.
    2) Pembuatan Lubang Tanam
    • Sebelum bibit ditanam, terlebih dulu dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang digali sedlm 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan, lubang diangin-anginkan selama 2-4 minggu. Setlah cukup dianginkan, tanah dibagian atas dicampur dgn pupuk kandang ayam dgn perbandingan 1:1. Selain itu juga diberi pupuk NPK 20-10-10 sebanyak 1 genggam per lubang tanam. Kemudian campuran tanah & pupuk itu dimasukkan kembali ke dlm lubang.
    3) Cara Penanaman
    • Lubang yg sudah dipersiapkan utk ditanami seperti diatas, setlah diberi pupuk tidak langsung ditanami, tetapi dibiarkan selama 1 minggu setlah itu baru ditanami. Bila yg ditanam bibit okulasi klon B17, maka pd waktu ditanam di lapang harus dikombinasikan/diseling dgn bibit klon B2. Caranya,diantara 8 tanaman B17 ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ini dimaksudkan utk membantu penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17 ini bersifat male sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dlm penyerbukannya.
    Untuk memelihara tanaman belimbing dapat dilihat artikel yang lain di blog ini dengan judul  Cara Memelihara Tanaman Belimbing dan untuk mengetahui hama yang menyerang tanaman belimbing dapat dilihat di link berikut Hama dan Penyakit Tanaman Belimbing 

    Panen Buah Belimbing
    • Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan & iklim. Di dataran rendah yg tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar 35–60 hari setlah pembungkusan buah atau 65–90 hari setlah bunga mekar. Ciri buah belimbing yg sudah saatnya dipanen adalah ukurannya besar (maksimal), tlah matang & warna buahnya berubah dari hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing.
    Cara Panen Belimbing
    • Cara panen buah belimbing dilakukan dgn cara memotong tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dgn memilih buah yg tlah matang. Waktu panen yg paling baik adalah pagi hari, saat buah masih segar & sebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing yg baru dipetik segera dimasukkan (ditampung) dlm suatu wadah secara hati-hati agar tidak memar atau rusak.
    Periode Panen
    • Periode panen buah belimbing, umumnya penen perdana pd umur 3-4 tahun setlah tanam. Pembungaan & pembuahan belimbing dpt terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dlm setahun.
    Prakiraan Produksi
    • Potensi hasil/produksi buah belimbing varietas unggul yg ditanam di kebun secara permanen & dipelihara intensif dpt mencapai antara 150–300 buah/pohon/tahun. Bila jarak tanam 5 x 5 m dgn populasi per hektar antara 250–400 pohon dgn produktivitas 150–300 buah/pohon & berat per buah rata-rata 160 gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 6–19 ton.
    Tahapan penangan pascapanen buah belimbing adalah sebagai berikut:
    • Kumpulkan buah belimbing di suatu tempat atau ruangan yg teduh. Pilih buah bedasarkan tingkat kematangan & ukuran yg seragam. Pisahkan (buang) buah yg rusak, cacat atau diserang hama & penyakit. Bersihkan buah dari kotoran yg mungkin menempel dgn alat bantu kuat lembut (halus). Simpan buah belimbing dlm wadah & ruangan (tempat) yg dingin utk persediaan keluarga, atau simpan kotak karton berisi buah belimbing di ruangan pendingin bersuhu antara 5-20 derajat C. Bungkus tiap buah atau beberapa buah dgn plastik regang atau kertas tissue atau polysterene net. Masukkan buah belimbing ke dlm wadah (kontainer) berupa kotak karton yg bagian dasar & dindingnya dialasi (dilapisi) busa. Tiap kotak karton berisi maksimal 3 lapis buah belimbing dgn posisi buah bagian pangkalnya berada di bawah. Buah belimbing yg sudah dikemas siap diangkut ke tempat penjualan/penampungan. Buah belimbing dikemas dgn peti kayu/bahan lain yg sesuai dgn berat bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yg bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, daerah asal. 
    Demikian artikel tentang Budidaya Tanaman Buah Belimbing , semoga bermanfaat 

    Baca juga artikel lainnya tentang Budidaya Bunga Anggrek  melelui link di bawah ini :

    Rabu, 19 September 2012

    Mijil Wengi Mangsa Kapurnaman


    Wengi iku aku cukla-cukli nedya ngetutake jumangkahingsuku saparan-paran,
    sineret kareping rasa kepingin dhedhepe nglesot ngresepi tawang
    nyawang sunaring Rembulan Kapurnaman. "tinimbang turu sore, kaki"

    Ing ereng-erenging pareden kae, sapa tambuh-sapawanuh,
    menawa ta ana warih wangi mancur hangambar,
    bening satiti wantah satitah, tinata satata sarwa-sarwi prasaja,
    kamangka sajatine iku panti ngulir budi nggayuh basuki.
    "Menawa kepingin weruh merema,
    Kalamun harsa sumurub urubing tirta, kendhalenana talining mega"

    Aku banjur ngendhegake jumangkahing suku,
    nata ilining sedya, gya antut malebeng karsa, nyawiji ing rasa.
    Sawetawis swasana sepi nglangut, angayut tumiyuping maruta anglalir
    lelering ilir-ilir sinekar kanthi maneges,
    manekung puja nothok kori karahayon,
    mbikak ineping gebyog wiyar: Kaluhuran.
    "Sepi iku resepana sanajan sepa sapanen suwunen sawabe
    dimen kantuk kasusantane sang taya"

    Kamangka aku mung udhu klungsu,
    pangoting panggraita wus suwe kethul,
    apa maneh pancen aku durung tekan undhak-undhakan Tuwa,
    tuwangga tuwuh wawasane, bisa tumanggaping wacana, tumuju waluya Nyata.

    Pirembagan imbal wacana sansaya dalu ngancik parak enjang,
    sansaya regeng gumrenggeng pindha laler mengeng.
    Kawedal Pangandikan kang bangkit mbangun rasa manembah
    mring GUSTI ALLAH, kapireng pangandikan kang bangkit mbangun rasa Mulya,
    kapiarsa pangandikan kang sinung bobot, boboting pangandikan dumunung ing bibiting basa,
    kang sinurung ROSO RESEP."kalamun harsa mblebesake rasa, jajag-jajag kedhungebasa"
    ............ ..dhuh...

    ...Nun inggih binerkahan, kersaning Hyang Wenang dalu punika kula kiyat njereng soca.
    Sampun ngantos wastra lungsit ing sampiran, sigra tut wuri,
    sung andherek dhudhah-dhudhah, dhudhuk-dhudhuk, gugah-gugah,
    yektining kautaman, NGESTHI SWASTIASTU RUMING NARPATI
    Sepuh panwus pantes kalamun pupuse tansah ngidung pepujan jati bisa sepi ing nepsu,
    lenggah esepi ing kewuh Sumaruna Sepi ing pamrih Karana wus karenan lereming reh Rahayu

    Semanten saparan pangajeng ajeng pepintan suk kapan saget kasebat Tuwa,
    tuwuh wawasane, bisa tumanggaping wacana, tumuju waluya nyata
    Hawya kongsi wuta ing kawaspadan
    haywa kongsi tilar tapak tumpang tindhih semu ing lena
    hawya kongsi towong ing paminta dimen dhuhkita lunga tanpa pepoyan.

    Lir asuku jaja ateken janggut, ukur-ukur badan sepata
    jebul aku isih dumunung ing wengkoning klapa,
    durung tekan sari-sarining rasa, apa maneh tekan dununging werda dadi pepadhang !!
    pancen lantiping panggraitaiku pangkat-pangkat.
    Nanging aku kudu nggedhegake ati,

    Tliti, tlaten, Taberi ngudi, sregep neges kinarya pawitane.
    Rasa iku satitah, diudi kanthi samadya, aja nganti salah kedaden dadi nefsu,
    mugi katrajua kanthi rahayu.

    mBadal pasilan saka panti ngulir budi,
    Kapurnaman,kanyata dudu sadrema : "tinimbang turu sore", jalaran:
    "turune janma arip, kalamun melek darbe melik, melok-melok harsa muluk.
    turun-e wara tapa tansah ngupadi wasita adi tetep dadi tepa palupi
    "mbuh suk kapan....... .

    Hanenggih, katata, katiti tilas-telasing atur,
    temtu kemawon anggen kula mbusanani ukara, nata basa kirang besus,
    mugi kabesut salwireng lepat, duna dungkap, saha unggah-ungguhing trapsila.
    Tumetesing kacuwan, dadia rerentengane kanugrahan.

    Nuwun.
    Kaliurang, 25 Juli 2002
    Kijogogati

    Plengkung Gadhing


    Plengkung Gadhing

    Sauruting margi laksitaning wanci
    yen awan kepanggang wengis
    yen ratri sepi lamis
    lenggahnya kesiku, kesaru
    katali godhi mbeguguk ngutho waton
    wingi uni wis dadi pesthen,
    dina iki dadi pasren,
    sesuk mung dadi impen.
    Pancen.

    Ilang salwiring walat welat
    wirid japa mantra gung
    sisip sembir kamiseseten.
    gawar kentheng rante lawe
    ngundha anglong, cinancang
    ing wengku pengangen-angen.

    Tebane mung alun-alun pengkeran
    kumarane kajantur tanpa pocapan.

    panggah,
    Lengkunge memba lurung
    taberi larung-larung
    samubarang sing kedlarung,
    dadi ilen-ilen tumetesing waspa
    wuyung layung-layung.


    Plengkung Gadhing, 24 September 2002.
    KJG-

    Hong Wilaheng......


    Hong wilaheng...
     
    Binarung pletheking Sang Hyang Pratangga Pati,
    sinawung maruta sumaruna kang tumiyup ririh tanpa
    pepoyan nggondhol rujiting nala kapang-kapang
    saparan-paran mangambar kongas. Mugiya kekidungan
    pamuji winantu rahayu tansah konjuk mring pra kadang
    sami, miwah j@wa ingkang meh ngancik dasa warsi,
    katidha kalingga murda sumrambah sumarah mring pepujan
    jati, agesang sejati Hyang Widi Mha Suci.
    Sirep reseping sepi ing j@wa mriki, swawi
    sinesep-sesep sisaning kandha lan sabda, saha den
    rerepa gendhing eling-eling lelangen guyon gumyak
    asuka suka kapiarsa linangkung kadya japa mantra wirid
    donga, tebih saking raos kacuwan hanamung
    pangigit-igit prentuling nala rena, sundhul sawab
    berkah suwuk kanugrahan, wimbuh pangangen-angen,
    kangen, Oh Jawaku oh Jawamu, Jawa kita kabeh.
    Kepareng hambuka biwara saking Ngayoja, sinung kala
    sapantha hasta brata awarna gunung suwung wang-wung,
    pra sudi hamarapi kinaran redi Merapi, nun inggih ri
    kalenggahan puniki jaya-jaya kondhang kaonang
    nglangkungi selebriti, kalamangsa nembe gerah- sayah,
    rimah-rimah lebda sesorah amarah, susah, lhaadalah!
    boten kaduga boten kanyana menawi langkung saking
    udakawis sedasa warsa kepengker sinaos rinaos
    geter-gemeter suku kula tanpa klamit kumawantun midak
    pucuking redi merapi, mrambat-mrambat kebat kliwat
    anglelirwa jiwa, mbirat raos ajrih mring wilalating
    bilahi, sayektosipun dede kurda nepak jaja,
    ngoglengaken jangga umuk kemewat kuwating raga,
    ananging hanamung nututi krenteging ati samenir nodhi
    pepinginan sagiri, mersudi ngelmi alaming siwi
    ndhedhepe aleming gati, ngupadi ayeming pribadi.
    Dhaweg wak mami, menawi pikantuk, mugi pikantuka
    ngelmi pepanthan hasta brata, megegeg anteng sugih
    jeneng, datan menter katrajang bayu bajra, andhaplang
    pindha Puncak Garuda, dereng!.
    Namung sawetawis pamawas sowang-sowang endahing Merapi
    kala semanten benten kaliyan swasana puniki.
    Dinten niki, Merapi kaaniaya, geneya sedaya samya
    anggege mangsa punapa murih saget lelumban surak mrata
    hambata rubuh sinambi ningali kasangsaraning sesami?
    sansaya tipis watesipun bencana kaliyan pahargyan,
    Hamarapi, Merapi sansaya nyalawadi.
    Nuwun,16।5।06. 10.30 wib (Kaserat sedasa dinten saderingipun kadadosan Lindhu ageng
    ing Ngayogyakarta, 27 Mei 2006)

    SEJARAH KULON PROGO

     
    CUPLIKAN SEJARAH KULON PROGO
    Wilayah Kulon Progo… sebelum menjadi Kabupaten Kulon Progo pada Tangga 15 Oktober 1951, terbagi atas dua kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo yang berada di bagian utara sebagai bagian wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kabupaten Adikarta di bagian selatan yang merupakan wilayah kekuasaan Kadipaten Pakualaman.
    WILAYAH KASULTANAN NGAYOGYAKARTA HADININGRAT (KABUPATEN KULON PROGO) :Wilayah Utara.
    Sebelum Perang Diponegoro di daerah Naragung, termasuk didalamnya wilayah Kulon Progo, merupakan wilayah kosong tanpa kekuasaan atau belum ada pejabat pemerintahan yang menjabat di daerah sebagai penguasa. Pada waktu itu roda pemerintahan dijalankan oleh Pepatih Dalem yang bertempat tinggal di Ibukota negara Kutogoro. Setelah Perang Diponegoro 1825-1830 di wilayah Kulon Progo (kasultanan) terbentuk empat kabupaten kecil yaitu:
    1. Kabupaten Pengasih, tahun 1831
    2. Kabupaten Sentolo, tahun 1831
    3. Kabupaten Nanggulan, tahun 1851
    4. Kabupaten Kalibawang, tahun 1855
    Masing-masing kabupaten tersebut dipimpin oleh para Tumenggung atau Riyo.
    Menurut buku ‘Prodjo Kejawen’ pada tahun 1912, 4 Kabupaten Kecil yakni Kabupaten Pengasih, Sentolo, Nanggulan dan Kalibawang digabung menjadi satu dan diberi nama Kabupaten Kulon Progo, dengan ibukota di Pengasih. Bupati pertama dijabat oleh Raden Tumenggung Poerbowinoto.
    Dalam perjalanannya, sejak 16 Februari 1927 Kabupaten Kulon Progo dibagi atas dua Kawedanan (distrik) dengan delapan Kapanewon (onder distrik), sementara itu ibukota kabupaten dipindahkan ke Sentolo. Dua Kawedanan tersebut adalah Kawedanan Pengasih dan Kawedanan Nanggulan, yang masing-masing membawahi 4 Kapanewonan (onder distrik). Kawedanan Pengasih meliputi kepanewonan Lendah, Sentolo, Pengasih dan Kokap/sermo. Sedangkan Kawedanan Nanggulan meliputi kapanewonan Watumurah(Girimulyo ), Kalibawang dan Samigaluh. Adapaun yang menjabat bupati di Kabupaten Kulon Progo sampai dengan tahun 1951 adalah sebagai berikut:
    1. RT. Poerbowinoto
    2. KRT. Notoprajarto
    3. KRT. Harjodiningrat
    4. KRT. Djojodiningrat
    5. KRT. Pringgodiningrat
    6. KRT. Setjodiningrat
    7. KRT. Poerwoningrat
    WILAYAH KADIPATEN PAKUALAMAN (KABUPATEN ADIKARTA) : Wilayah Selatan
    Di daerah selatan Kulon Progo ada suatu wilayah yang masuk Keprajan Kejawen yang bernama Kabupaten Karang Kemuning yang selanjutnya dikenal dengan nama Kabupaten Adikarta. Menurut buku ‘Vorstenlanden’ riwayat Kabupaten Adikarta sebagai berikut : disebutkan bahwa pada tahun 1813 Pangeran Notokusumo diangkat menjadi KGPA Ariyo Paku Alam I dan mendapat palungguh di sebelah barat Sungai Progo, sepanjang pantai selatan yang dikenal dengan nama daerah sebelah utara Pasir Urut Sewu. Oleh karena tanah pelungguh (Pelenggah) itu letaknya berpencaran, maka Sentana Dalem Paku Alam yang bernama Kyai Kawirejo I menasehatkan agar tanah pelungguh tersebut disatukan letaknya. Dengan penyatuan pelungguh tersebut, maka layaklah menjadi satu daerah kesatuan yang (luasnya) setingkat kabupaten. Daerah ini kemudian diberi nama Kabupaten Karang Kemuning dengan ibukota Brosot. Sebagai Bupati yang pertama adalah Tumenggung Sosrodigdojo.
    Pada mas pemerintahan Bupati kedua, yang dijabat oleh R. Rio Wasadirdjo, KGPAA Paku Alam V memerintahkan agar mengusahakan pengeringan tanah rawa di Karang Kemuning. Rawa-rawa yang dikeringkan itu kemudian dijadikan tanah persawahan yang sungguh-sungguh elok, Adi (Linuwih) dan Karta (Subur) atau daerah yang sangat subur. Oleh karena itu, maka Sri Paduka Paku Alam V selanjutnya berkenan menggantikan nama Karang Kemuning menjadi Adikarta pada tahun 1877 dengan ibukota di Bendungan. Pada perkembangan selanjutnya pada tahun 1903 Ibukotanya dipindahkan ke Wates.
    Kabupaten Adikarta terdiri dua kawedanan (distrik) yaitu kawedanan Sogan dan kawedanan Galur. Kawedanan Sogan meliputi kapanewon (onder distrik) Wates dan Temon, sedangkan Kawedanan Galur meliputi kapanewon Panjatan dan Brosot.
    Adapun yang menjabat Bupati di Kabupaten Adikarta sampai dengan tahun 1951 berturut-turut sebagai berikut:
    1. Tumenggung Sosrodigdojo
    2. R. Rio Wasadirdjo
    3. R.T. Surotani
    4. R.M.T. Djayengirawan
    5. R.M.T. Notosubroto
    6. K.R.M.T. Suryaningrat
    7. Mr. K.R.T. Brotodiningrat
    8. K.R.T. Suryaningrat (Sungkono)
    KESATUAN WILAYAH DENGAN JAWA BESAR/INDONESIA: PENGGABUNGAN KABUPATEN KULON PROGO DENGAN KABUPATEN ADIKARTA
    Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengu Buwono IX dan Paku Alam VIII Pada 5 September 1945 mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa Wilayah Kekeuasaan Kasultanan dan Pakualaman adalah daerah yang bersifat kerajaan dan Daerah Istimewa sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tahun 1951, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII memikirkan perlunya penggabungan antara wilayah Kasultanan yaitu Kabupaten Kulon Progo (wilayah uatara) dengan wilayah Pakualaman yaitu Kabupaten Adikarto( wilayah selatan).
    Atas dasar kesepakatan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII, maka oleh pemerintah pusat dikeluarkan UU No. 18 tahun 1951 yang ditetapkan pada tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan tanggal 15 Oktober 1951. Undang-undang ini mengatur tentang perubahan UU No. 15 tahun 1950 untuk penggabungan Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarta dalam lingkungan DIY menjadi satu kabupaten dengan nama Kulon Progo yang selanjutnya berhak mengatur dan mengurus rumah-tangganya sendiri. Undang-undang tersebut mulai berlaku mulai tanggal 15 Oktober 1951. Selanjutnya tanggal tersebut secara yuridis formal ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo, yakni 15 Oktober 1951, atau saat diundangkannya UU No. 18 tahun 1951 oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.
    Selanjutnya pada Tanggal 29 Desember 1951 proses administrasi penggabungan telah selesai dan pada tanggal 1 Januari 1952, administrasi pemerintahan baru, mulai dilaksanakan, dengan pusat pemerintahan di Wates.
    Nama-nama yang menjabat Bupati Kulon Progo sejak tahun 1951 sampai sekarang adalah sbb:
    1. KRT. Suryoningrat (1951 - 1959)
    2. R. Prodjo Suparno (1959-1962)
    3. KRT. Kertodiningrat (1963-1969)
    4. R. Soetedjo (1969-1975)
    5. R. Soeparno (1975-1980)
    6. Drs. KRT. Wijoyo Hadiningrat ( 1981-1991)
    7. Drs, H, Suratidjo (1991-2001)
    8. H. Toyo Santosa Dipo (PDIP), Wakil Bupati H. Anwar Hamid (PKB) -
    2001-2006
    9. H. Toyo Santosa Dipo (PDIP) dan Wakil Drs. H. Mulyono (PAN) -2006-2011
    Sumber : DPRD Kulon Progo, (editing KJG 09)