Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Anggrek - Budidaya Petani. Jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman bunga anggrek tergolong banyak. Berikut hama dan penyakit pada yang menyerang pada berbagai jenis anggrek dan beberapa tips untuk menangulanginya
A.Hama
1.Tungau/kutu perisai
- Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan berupa bercak hitam & merusak daun.
- Pengendalian: digosok dgn kapas & air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dgn dosis 2 cc/liter.
2.Belelang
- Gejala: pinggiran daun rusak dgn luka bergerigi tak beraturan. Utk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
- Pengendalian: segera semprotkan insektisida yg bersifat racun kontak/yg sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
3.Semut
- Gejala: merusak akar & tunas muda yg disebabkan oleh cendawan.
- Pengendalian: pot direndam dalam air & ciptakan lingkungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
4.Trips
- Gejala: menempel pada buku-buku batang & daun muda; menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun & merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik.
- Pengendalian: secara periodik & teratur pot anggrek disemprot insektisida.
5.Keong
- Gejala: menyerang lembaran daun anggrek.
- Pengendalian: dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dgn bubuk prusi.
6.Kutu babi
- Gejala: kerusakan yg ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak menyerang tunas daun.
- Pengendalian: perendaman dpt mengusir kutu babi dari pot anggrek.
7.Kumbang
- Gejala: yg terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang & tidak nampak dari luar; Larvanya yg menetas dari telur merusak daun anggrek.
- Pengendalian: menyemprotkan tanaman yg diserang dgn menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong & telur kumbang dgn jalan memindahkannya ke pot baru & media tanam yg baru pula.
8.Red Spinder
- Gejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning & lama kelamaan daun mati.
- Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dgn menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dgn alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dgn bahan aktif diazinon, dicofol.
9.Ulat daun
- Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yg sedang mekar.
- Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dpt dibunuh dgn tangan; bila banyak dpt menggunakan insektisida sistemik; tanaman yg telah diserang sebaiknya dipisahkan dgn tanaman yg masih sehat.
10.Kutu tudung
- Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat & mati.
- Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang & trips.
11.Kepik
- Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yg diserang lama kelamaan akan gundul & tidak berhijau daun lagi.
- Pengendalian: semprotkan insektisida yg sama seperti utk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang & trips.
B.Penyakit
1.Penyakit buluk :
- Sering terdpt di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril.
- Gejala: biji anggrek tidak mampu berkecambah & persemaian dalam botol akan gagal; kecambah yg telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu.
- Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dgn steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari botol & dicuci dgn fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.
2.Penyakit bercak coklat
- Kecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yg sakit pada daun sehat dpt menularkan penyakit ini.
- Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari dpt meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak & mati. Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan & cepat menular.
- Pengendalian: sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yg parah, tidak ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
3.Penyakit rebah kecambah :
- Mrp penyakit anggrek selama masih dalam persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat air.
- Gejala: semula berupa bercak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk & mati.
- Pengendalian: bibit yg sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot & kumpulan kecambah dikeringkan & disemprot dgn fungisida.
4.Penyakit bercak hitam
- Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar & alat yg tidak sterill
- Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yg terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas & ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil & mengakibatkan kematian.
- Pengendalian: bagian yg terserang dipotong & dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
5.Penyakit busuk akar
- Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.
- Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma & umbi batang, daun & umbi batang menguning, berkeriput, tipis & bengkok, tanaman kerdil & tidak sehat.
- Pengendalian: semua bagian tanaman yg sakit dipotong & dibuang; bekasnya disemprot dgn fungisida (Benlate).
6.Penyakit layu
- Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium.
- Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma terdpt garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat.
- Pengendalian: bagian yg terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yg masih segar & bersih. Usahakan terdpt aliran udara yg lancar di sekitar tanaman.
7.Penyakit busuk
- Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi.
- Gejala: terdpt bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yg terkena penyakit.
- Pengendalian: bagian tanaman yg sakit dipotong & dibuang. Media tanaman & seluruh pot didesinfektan dgn larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
8.Penyakit bercak coklat
- Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman.
- Pengendalian: membuang semua bagian yg sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
9.Penyakit bercak bercincin
- Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum).
- Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.
- Pengendalian: hanya dgn pencegahan yakni membuang bagian tanaman yg sakit serta menstrerilkan semua alat potong.
10.Penyakit busuk lunak
- Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora.
- Gejala: daun & akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma & umbi batang, penyebarannya agak lambat.
- Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian yg sakit dipotong & dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dgn formalin 4 %.
11.Penyakit Cymbidium
- Penyebab: virus Mozaic Cymbidium.
- Gejala: semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus pada Cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah daun yg dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yg mati.
- Pengendalian: hanya bersifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yg sakit, serta mensterilkan segala alat yg dipakai.
12.Penyakit busuk hitam
- Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora.
- Gejala: muncul warna kehitaman
- pada pangkal daun, lalu melunak & busuk, akhirnya daun mati.
- Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Utk yg berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air